Kamis, 26 Februari 2009

PT Semen Gresik Tingkatkan Ekspor Semen

GRESIK, JUMAT — Pada tahun 2009 ini PT Semen Gresik Tbk berupaya meningkatkan ekspor semen hingga 2 juta ton atau 10 persen dari total produksi yang mencapai 18,3 juta ton. Direktur Utama PT Semen Gresik Dwi Sutjipto, Jumat (16/1), menyatakan, tahun sebelumnya PT Semen Gresik telah mengekspor semen sekitar 1 juta ton. Pada 2008 lalu dari rencana produksi 17,7 juta ton terealisasi 18,2 juta ton.

"Sasaran pasar ekspor itu meliputi negara-negara di Timur Tengah, Asia bagian selatan, dan Afrika. Ekspor akan dilakukan jika permintaan semen dalam negeri sudah terpenuhi. Jika kebutuhan semen dalam negeri belum tercapai, perseroan lebih mengutamakan pasar domestik. Sisa pemenuhan kebutuhan dalam negeri baru diekspor, papar Dwi, didampingi Kepala Divisi Komunikasi PT Semen Gresik Saifudin Zuhri.

Menurut dia, PT SG akan mempertahankan posisi sebagai pemimpin pangsa pasar dalam negeri 43,6 persen. Penjualan domestik tergantung permintaan. "Tahun ini kami menargetkan pertumbuhan sekitar 2 hingga 3 persen karena dampak krisis global masih berlanjut," katanya.

Penjualan semen curah turun karena beberapa proyek investasi besar mengalami tekanan. Penjualan semen curah mencapai 20 persen dari total produksi perseroan, sedangkan permintaan semen curah tergantung infrastruktur besar.

Namun, dengan adanya stimulus pemerintah terhadap proyek infrastruktur diharapkan bisa menekan penurunan penjualan semen curah. Menurut dia, penjualan semen zak yang lebih banyak diperlukan untuk sektor ritel menunjukkan peningkatan permintaan karena adanya penurunan suku bunga bank. "Kami optimistis penjualan semen masih tumbuh dengan perkembangan sektor properti," kata Dwi kepada 16 wartawan yang melakukan rangkaian kunjungan ke pabrik semen di Gresik dan Tuban.

Dwi juga menyatakan, Semen Gresik Group tetap meneruskan rencana ekspansi tahun 2009. Tahun ini perusahaan itu akan melanjutkan proyek peningkatan kapasitas pabrik dengan membangun pabrik baru di Jawa dan Sulawesi berkapasitas masing-masing 2,5 juta ton per tahun dan dua pembangkit listrik di Tonasa, Sulawesi Selatan, berkapasitas masing-masing 35 megawatt.

Upaya korporasi membutuhkan sedikitnya 1,3 miliar dollar AS. Perseroan mengoptimalkan pendanaan internal untuk membiayai sebagian proyek dan sisanya dari lembaga keuangan, seperti Bank Mandiri. Pabrik di Sulawesi diharapkan beroperasi tahun 2011 dan di Jawa tahun 2012. Optimalisasi kedua pabrik ini akan membuat kapasitas terpasang perseroan menjadi 23,4 juta ton pada 2014.

Dwi menyatakan bahwa rencana pembangunan pabrik di Pati Jawa Tengah telah mengalami progress signifikan, kelayanan analisis mengenai dampak lingkungan sudah didapatkan. Menurut dia, dalam pembangunan pabrik baru perlu dipertimbangkan ketersediaan bahan baku, insftrastruktur, dan pasar. "Di Sumatera sebenarnya bahan bakunya bagus namun terbentur dengan lokasinya berada di area hutan lindung dan cagar alam," katanya.

Pimpinan proyek pengembangan pabrik semen di Pati, Sofwan Heri menambahkan, rencana pabrik di Pati telah ditandatangani dokumen Amdal pada 31 Desember 2008. Masalah pembebasan lahan menunggu validasi dokumen kepemilikan tanah, terutama terkait tanah kas desa dan tanah yayasan.

Sofwan menambahkan, izin lokasi seluas 1.350 hektar di tanah batu kapur di hutan produktif kawasan budi daya bukan hutan lindung. Dari 10 syarat sesuai aturan yang ada, enam telah terpenuhi. "Kami tinggal menunggu proses rekomendasi izin gubernur untuk eksploitasi dan diajukan ke menteri," katanya.

Adi Sucipto
 sumber kompas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar